Ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah, ini disebut sebagai henti jantung mendadak. Penyebabnya beragam, mulai dari aritmia (gangguan irama jantung) dan/atau kelainan yang ada saat lahir, serta pembesaran jantung, masalah katup jantung, dan penyakit jantung. Hampir tenggelam, sengatan listrik, penggunaan narkoba, hipotermia, serta kecelakaan dan cedera lainnya juga dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak.
Henti jantung mendadak sering mengakibatkan kematian. Namun, peluang bertahap hidup meningkat jika orang-orang sekitar segera bertindak cepat. Menurut studi, sekitar 12 persen orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit bisa bertahan hidup, demikian pula 25 persen dari mereka yang mengalami henti jantung di rumah sakit.
Nah, inilah yang terjadi pada tubuh saat jantung berhenti berdetak.
1. Hilang kesadaran
Saat jantung berhenti berdetak atau memompa darah, kamu akan kehilangan kesadaran dan jatuh. Dilansir The Healthy, banyak orang yang mengalami henti jantung mengatakan bahwa mereka tidak memiliki gejala sama sekali sebelum pingsan.
Beberapa orang mungkin melaporkan bahwa mereka merasa pusing, lelah, kedinginan, atau lemah tepat sebelum pingsan. Orang yang melihatnya mungkin melihat mata orang yang mengalami henti jantung berputar ke belakang dan/atau menyaksikan kejang.
Jantung bertugas memompa darah ke seluruh bagian tubuh termasuk otak, dan saat otak tidak mendapat darah, seseorang bisa kejang atau pingsan. Sel pertama yang mati selama henti jantung adalah sel otak.
2. Jantung mungkin bergetar, tetapi tidak memompa darah
Ritme abnormal yang dapat menyebabkan jantung memompa darah secara tidak normal, termasuk takikardia ventrikel, yang ditandai dengan detak jantung yang lebih cepat (di atas 100 detak per menit). Dalam hal ini, bilik jantung bagian bawah tidak sinkron dengan bilik atas jantung. Gejalanya termasuk jantung berdebar kencang atau jantung berdebar-debar, sesak napas, pingsan, kelelahan, dan pusing.
Brakikardia adalah detak jantung yang melambat di bawah 60 detak per menit. Detak jantung normal adalah 60 hingga 100 detak per menit. Gejalanya meliputi pusing, pingsan, sesak napas, atau kebingungan karena jantung tidak memompa cukup darah ke otak.
Tak satu pun dari aritmia ini yang mengancam jiwa, tetapi tetap perlu diperiksa. Ada juga jenis takikardia dan aritmia lain yang kurang serius, dan aritmia dapat diobati dengan pengobatan dan operasi.
Namun, dalam beberapa kasus, kondisi dapat berkembang menjadi aritmia ventrikel yang berpotensi mematikan yang berhubungan dengan henti jantung—fibrilasi ventrikel. Ini adalah ritme yang cepat dan kacau saat jantung bergetar dengan kontraksi yang tidak terkoordinasi, membuat sirkulasi terhenti.
Saat itu terjadi, kamu akan memerlukan defibrilator (alat kejut jantung) untuk mengatur ulang ritme alaminya.
Untuk menjaga jantung, selain mengkonsumsi makanan bergizi dan olahraga. Umumnya dokter juga akan meresepkan obat-obatan untuk mengatasi penyakit jantung koroner.Kalau kamu mengalami masalah jantung, kami juga merekomendasikan untuk mengkonsumsi Obat Jantung bengkak dari Gravistro, karena memiliki khasiat herbal yang dapat mengurangi sakit jantung dengan cara alami.
Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan!